Nambal

123562_ilustrasi-berdoa_663_382Temans, percaya gak kalau setiap harinya kita selalu banyak melakukan kesalahan kepada Allah, apakah setiap hari kita selalu bersyukur kepada Allah swt, terus berapa kali kita tidak tepat waktu melaksanakan sholat, berapa kali kita membicarakan orang lain, berapa kali kita membuat perasaan teman kita tersinggung, itu semua kadang sering kita lupakan, belum lagi dosa-dosa yang dengan sengaja kamu lakukan itu semua akan membuat hati semakin kotor.

Untuk itu Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan. Dalam naskah lainnya dikatakan, hadits ini hasan )

Hadist tersebut saya istilahkan “Nambal” artinya mengganti atau menambal dosa-dosa kita yang telah kita perbuat dengan melakukan hal-hal kebaikan, misalnya perbanyak bersyukur, perbanyak zikir, wuduk, istigfar, ibadah ibadah sunah seperti sholat rawatib, qiyamullail, dhuha, dan puasa sunnah. Dan terakhir pandai-pandailah memposisikan diri dengan teman, teman itu bisa jadi sahabatmu akan tetapi dia juga bisa menjadi musuh terberatmu. maka orang -orang yang sering bersama kita belum tentu dia menjadi penolong bagi kita, dan bisa jadi orang yang jauh dari kita, dialah sahabat yang sesungguhnya, karena dia selau mendoakan kita . #KeepHamasah

Just For Fun

Pernah terfikir dibenak saya, kalau di SGI gak boleh nikah itu hanya membantu kaum hawa aja, coba deh di telaah lagi. Kebayang gak kalau akhwat menikah di saat lagi kuliyah atau penempatan di sekolah-sekolah pelosok??? mereka pasti kerepotan buat ngurus suami, ngurus anak, ngurus rumah tangga, gimana mau ngurus siswa,ngurus RPP, ngurus kelas kalau mereka menikah di waktu penempatan???.  Jadi menurut saya kaum adam (ikhwan) jadi korban atas kaum hawa (akhwat) sebagaimana nabi Adam as turut mendapat hukuman dari Allah karena memakan buah kuldi yang sudah terlebih di makan dulu oleh siti hawa.hehe #peace

Tapi benar gak sih kalau menikah di masa-masa ada proyek (pekerjaan) itu merepotkan, bukankah Allahlah tempat kita bersandar dan menggantungkan segala sesuatunya, dan Allahlah yang maha pemberi reski???  Wallaualam #MasihMikir ^_^

Reward dan Punishment untuk Siswa

Ternyata mengajar di Sekolah Dasar dan memiliki jumlah siswa yang banyak itu sesuatu bangetz. Anak-anak susah diatur, ribut, tidak bisa duduk di satu tempat, suka bermain itu sah-sah saja, awalnya ketika saya mengajar ada perasaan jengkel, namun lambat laun saya berpikir mengajar anak-anak dengan kondisi tersebut akan banyak mendatangkan manfaat, di antaranya :

1.Belajar menjadi bapak yang baik bagi anak sendiri ketika sudah menikah nanti

2. Mengajar sesuatu yang baik buat anak merupakan amalan yang tidak putus putusnya, bayangin semakin banyak anak yang kita didik, dan semuanya bandel, sesudah itu kita bisa membuat perubahan diri mereka, Subhanallah Allah yang akan membalasnya.

3. Belajar menyayangi anak anak, awalnya ketika mengajar dulu saya masih kaku panggil “sayang”, kepada anak-anak, dan sekarang sudah terbiasa, enak lho, kamu pasti akan enjoy dan memiliki ikatan batin dengan anak-anak.

4. Terbiasa menyelesaikan masalah. menjadi problem solver bagi anak-anak yang memiliki banyak keluhan awalnya sih memusingkan, tapi yakinlah semakin lama ternyata memberikan pemikiran yang luas bagi kita seorang guru, karena dituntut selalu bisa memberi solusi.

Awalnya  bagi saya permasalahan mengajar itu ketika kelas sudah seperti kapal mau pecah dan susah di kendalikan, namun seiring berjalannya waktu saya menemukan  trik-trik ampuh ketika mengajar di kelas banyak dan sering ribut.

1. Upayakan setiap 15 menit melakukan ice breaking untuk membuat anak fokus dan nyaman untuk belajar, dan ternyata anak-anak usia SD itu hanya bisa diam selama 8 menit saja.

2. Biarkan siswa ribut jika yang diributkan masalah bahasan diskusi yang telah di beri guru, dan tegur siswa yang ribut dangan kegiatannya sendiri.

3. Berikan Reward kepada siswa yang berprestasi dan Punishment kepada siswa yang membuat onar dan kesalahan, sehingga tertanam didiri siswa bahwa yang benar dan salah itu meski ada balasannya.

Contoh reward dan Punishment dalam kelas

IMG-20130906-01009

Dan setiap anak yang mendapat 10 senyuman warna kuning dari saya, saya beri hadiah hiburan yang mendukung aktivitas belajarnya.

IMG-20130916-01104

IMG-20130916-01105

IMG-20130917-01115

Parung-20130916-01101

Mudah-mudahan bermanfaat ya ^___^

Namanya As-Syifa

IMG-20130913-01081

 

Yang saya tahu anak yang berparas cantik ini nama panggilannya as-syifa, dia baru saja pindah sekolah ke SDN Tegal Jaya 01 tempat saya PPL, dia pindah sekolah karena di sekolahnya yang lama dia tidak di perhatikan oleh gurunya, padahal bakatnya sangat bagus. Tadi pagi dia di antar bapaknya ke sekolah untuk sekedar mengisi tausiyah  setiap pagi jum’at, karena sebenarnya jadwal sekolahnya adalah siang, pagi itu  penampilannya telah memukau seluruh warga sekolah termasuk saya, syifa memberi tausiyah dengan 3 bahasa, bahasa sunda, bahasa indonesia dan bahasa inggris. Subhanallah

Syifa baru kelas dua, namun prestasinya sudah luar biasa, dia juga pernah ikut pildacil antar kabupaten, namun karena dia sudah ada permintaan tampil oleh salah satu instansi, maka bapaknya memutuskan tidak ikut final pildacil tingkat kabupaten tersebut. Hafalannya hampir satu juz, bapaknya bilang memang syifa memiliki bakat dari kecil untuk diberi kemudahan memahami agama. Selesai memberikan tausiyah saya mendekatinya dan ingin sekali punya anak seperti dirinya, namun apa daya di SGI gak boleh punya istri #eh

Pengalaman mengajar pertama ^_^

Parung-20130910-01046

Sejak 23 agustus lalu saya sudah magang di sekolah Dasar Negeri Tegal Jaya 01 kecamatan Kemang Bogor, banyak kemudian ilmu yang di peroleh dari perkuliyahan selama ini, namun tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mengaplikasikannya di lapangan. Ada hal-hal tertentu yang harus di sikapi secara bijak di lapangan, kita tidak boleh saklak dengan teori yang di peroleh hasil dari belajar, toh kenyataanya kita juga setelah kelapangan dan terjun langsung menjadi guru amatlah sulit untuk mengubah kebiasaan yang sudah mengakar selama ini, mulai dari metode belajar ceramah, guru sering meninggalkan kelas, guru kurang responsibility dengan tugasnya sampai kepada cara mengajar yang monoton dan tidak menerapkan cara mengajar PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan).

Selaku guru model yang memiliki tugas memperbaiki sistem mengajar selama ini memiliki beban ekstra keras dengan kondisi sekarang ini, permasalahannya bukan hanya saja faktor guru, akan tetapi juga dari siswa.  Kebiasaan siswa selama ini menerima suapan materi dari dari guru sudah membuat mereka nyaman dengan kondisi tersebut, pengalaman di lapangan mereka lebih suka belajar sendiri dari pada kerja kelompok, dan juga ketika di kelompokkan, tingkah laku mereka semakin menjadi jadi, ribut sana-sini, dan hal yang di ributkan bukanlah hal materi diskusi saja akan tetapi semua hal yang sering mereka kerjakan baik dirumah maupun di sekolah yang sudah menjadi suatu hal kebiasaan.

Saya akui ini masih permulaan, bagi saya yang akan bicara semuanya adalah waktu. Semakin sering guru menerapkan metode belajar Cooperatif Learning maka siswa juga akan semakin suka dengan metode tersebut. Permasalahannya sekali lagi bukanlah masalah suka atau tidak dengan metode tersebut, akan tetapi masalah siap atau tidak, guru tidak siap untuk mengajar dengan PAIKEM karena tidak ada contoh dan fasilitas yang mendukung, siswa juga belum siap menjadi bahan percobaan dengan fasilitas yang belum memadai tadi, akhirnya menurut saya masalah kasiapanlah yang menjadi tantangan guru model saat ini.

Manjadda Wajadda, inilah tekad yang sering saya tanamkan dalam jiwa selama ini, mudah-mudahan kesungguhan, kerja keras, kerja cerdas dan tawakkallah bisa membantu menjadikan pengabdian ini berbuah manis yang bisa kupetik nanti. Keep Hamasah ^_^